"Suatu saat Aisyah R.a pernah marah kepada baginda Rasulullah sambil mengatakan, "Engakau ini hanya mengaku-ngaku sahaja sebagai Nabi." Rasul yang mulia hanya tersenyum menghadapi hal itu dengan penuh kesabaran dan keagungan.
Dialah Muhammad, Rasul Allah yang lembut jiwanya. Dialah suami Aisyah yang sepeninggalannya membuat Aisyah menangis tak mampu menjelaskan ketika ada yang bertanya tentang akhlak Rasulullah. Dialah suami yang mampu menahani emosi mendengar ucapan isterinya. Seandainya kita, apakah yang akan kita lakukan kalau isteri kita mengucapkan kalimat yang serupa dengan itu.
Berbahagialah Aisyah yang mencapai darjat kemuliaan yang tinggi dengan pendamping yang mulia. Berbahagialah Aisyah yang suaminya tak pernah memberi perlakuan kepadanya, kecuali yang baik, bahkan saat terjadi perselisihan.
Bukhari meriwayatkan bahawa Rasulullah SAW pernah berselisih dengan Aisyah, isteri beliau puteri Abu Bakar. Abu Bakar menjadi penengah. Ketika itu Rasulullah berkata, "Bicaralah atau saya yang bicara." Aisyah menjawab dengan lantang. "Bicaralah Anda! Jangan mengucapkan yang tidak benar. Mendengar perkataan itu, Abu Bakar menampar muka puterinya hingga mulutnya mengeluarkan darah. Kemudian Abu Bakar berkata, "Engkau ini memusuhi dirimu sendiri. Apakah Beliau pernah mengucapkan sesutau yang tidak benar?" Maka Aisyah duduk berlindung di belakang Rasul yang mulia. Kemudian Rasulullah SAW bersabda, "Kami tidak mengundangmu untuk melakukan ini. Kami tidak menginginkan tindakan seperti itu darimu."
Ah, tak ada yang tercela pada Rasulullah. Tapi betapa sulitnya meniru.."
** Kisah dipetik dari Buku bertajuk "Kado Pernikahan Untuk Isteriku"..Hadiah tak ternilai dari Abi ketika saat pernikahan kami..Buku hasil tulisan Mohammad Fauzil Adhim. mukasurat 587-588..
laila..kado tu apa?
ReplyDeleteuntuk pengetahuan aisyah..kado tu bahasa indon..bahasa melayu ialah 'hadiah'
ReplyDelete